Antara Syukur dan Nikmat

Pernahkah kita berfikir?
Ketika kita memohon kekuatan, Allah memberikan kesulitan agar kita menjadi kuat
Ketika kita memohon kebijaksanaan, Allah memberikan masalah untuk kita pecahkan
Ketika kita memohon kesejahteraan, Allah memberikan kita akal untuk berfikir
Ketika kita memohon keberanian, Allah memberikan kondisi bahaya untuk kita atasi
Ketika kita memohon bantuan, Allah memberikan kita kesempatan
Kita tidak pernah menerima apa yang kita minta, tetapi kita menerima apa yang kita butuhkan
Pernahkah kita bersyukur akan semua itu? 

Biarkan Allah Membantu


Seringkali dalam menghadapi suatu masalah, kita merasa mentok dalam menyelesaikan masalah tersebut. Begitu juga saat kita ingin membuat rencana dalam mencapai tujuan, sering kali kita mentok dengan cara-cara atau ide-ide yang harus kita lakukan. Akhirnya karena kebingungan ini, seringkali menurunkan motivasi kita dan akhirnya membuat kita menyerah.
Namun saat kita bertemu kondisi seperti, (kemungkinan Anda bertemu dengan kondisi seperti ini besar sekali), jangan dulu menyerah. Sebab kita masih punya Allah. Bukankah Allah akan menolong kita? Bukankah Allah akan membantu kita? Bukankah Allah Maha Mengetahui? Jika demikian, biarkan Allah membantu kita. Jika kita sudah berpupaya dan berpikir keras namun belum menemukan jawaban, biarkan Allah yang akan memberi petunjuk kepada kita.
Sebenarnya, solusi itu ada, ide-ide yang kita butuhkan ada, namun kita belum menemukannya. Saat Anda mentok, biarkan Allah menunjukan ide-ide tersebut kepada kita dengan jalan kita bertawakal. Namun yang namanya bertawakan bukan berarti kita melupakannya, kita tetap harus mengingatnya, harus tetap berusaha sambil memohon kepada Allah agar membantu bagaimana kita mencari ide-ide yang kita butuhkan.
Belum ada ide belum tentu tujuan kita tercapai. Kerjakan saja yang ada dihadapan kita. Ide apa yang sudah ada, rencana apa yang sudah ada, maka lakukanlah. Jika Anda hanya memiliki rencana satu tindakan, lakukanlah. Jangan menunggu akan muncul ide-ide yang lengkap untuk menyelesaikan masalah atau mewujudkan impian kita. Jika kita sudah bertindak sekecil apa pun, insya Allah tindakan selanjutnya akan kita ketahui. Allah akan membantu kita menunjukannya.
Jika belum juga mendapatkan ide-ide yang bisa Anda lakukan. Maka masih ada dua ide yang sebenarnya bisa Anda lakukan. Yang pertama adalah visualisasikan tujuan Anda. Jika Anda menyelesaikan masalah, visualisaikan bahwa masalah tersebut sudah terselesaikan. Jika Anda sedang mewujudkan impian Anda, maka visualisasikan bahwa tujuan Anda sudah tercapai. Yang kedua ialah meminta informasi tentang masalah atau tujuan Anda kepada orang lain. Jika Anda tidak mengetahui siapa ahlinya, langkah yang bisa Anda lakukan ialah mencari siapa ahlinya, dengan cara bertanya juga. Jadi sementok apa pun Anda, setidaknya ada 2 hal yang bisa Anda lakukan yaitu visualisasi dan bertanya, termasuk bertanya kepada Allah.
Jadi jangan cepat menyerah, selalu ada jalan keluar, hanya saja kita belum menemukannya. Dan jika kita mau bergerak insya Allah kita akan mendapatkan ide-ide untuk mengatasi masalah atau mewujudkan impian Anda. Jika Anda benar-benar ingin menyelesaikan masalah atau meujudkan masalah, insya Allah, akan selalu ada jalan. Tetaplah bertindak, setidaknya visualisasi dan bertanya serta tawakal kepada Allah.




Mintalah Pertolongan Allah


Allah menciptakan manusia dengan segala keterbatasan dan kelemahannya disamping kelebihan dan kekuatannya. Kita harus memahami keterbatasan dan kelemahan ini agar kita menyadari akan kelemahan kita dan mampu mengatasi kelemahannya tersebut dan menjadikanya kemuliaan.
Sebagai makhluk, manusia lemah, manusia diciptakan dengan keterbatasan fisik dan akal. Fisik manusia tidak akan mampu menggerakan alam semesta ini dengan tenaganya, bahkan juga akal manusia dengan berbagai hasil teknologinya. Manusia sangat lemah dihadapan Allah sehingga diperlukan untuk meminta bantuan dan lindungan dari Allah SWT.

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS.4:28)
Kelemahan manusia lainnya ialah bodoh. Seperti apa yang difirmankan Allah,
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS.33:72)

Memikul amanat itu memerlukan ilmu dan pengamalan yang konsisten sehingga tidak mengkhianati amanat tersebut. Apabila manusia berilmu dan mampu mengamalkannya dengan istiqamah maka terlepas dari kezaliman dan kebodohan.
Oleh karena keterbatasan-keterbatasan tersebut, manusia meskipun memiliki berbagai kemuliaan, masih memerlukan Allah. Sungguh aneh jika ada manusia yang merasa bahwa ada urusan yang tidak memerlukan Allah, dengan kata lain tidak sejalan dengan apa yang digariskan oleh Allah. Padahal manusia itu lemah dan bodoh.
Sebagai makhluk lemah dan bodoh, sudah sewajarnya jika kita selalu meminta pentunjuk kepada Allah dan menjalankan semua petunjuk yang telah ada, yang telah tercantum dalam Al Quran dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Sungguh sombong manusia yang tidak memerlukan petunjuk-Nya atau mereka-rekanya sesuai dengan pikirannya sendiri.


Kembali Meluruskan Niat


Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan
terampil. Barangsiapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia
serupa dengan seseorang mujahid di jalan Allah azza wa jalla
.” (HR Ahmad)
Mencari nafkah adalah merupakan ibadah kepada Allah, bahkan menurut hadist di atas disamakan dengan mujahid. Jika Anda mengalami penurunan semangat, kembalilah meluruskan niat Anda untuk apa melakukan bisnis atau pergi bekerja. Jika imbalan yang akan didapat bukan hanya materi di dunia, sudah seharusnyalah kita lebih semangat untuk mencari nafkah.
Jika Allah yang menjadi tujuan, kenapa harus dikalahkan oleh rintangan-rintangan yang kecil di hadapan Allah? Jika mencari nafkah merupakan ibadah, semakin kerja keras kita, insya Allah semakin besar pahala yang akan diberikan oleh Allah. Jika nafkah yang didapat merupakan bekal untuk beribadah, maka semakin banyak nafkah yang didapat, semakin banyak ibadah yang bisa dilakukan.
Luruskanlah niat Anda sesering mungkin, setidaknya setiap hari, saat Anda memulai segala aktifitas Anda, baik bekerja maupun berbisnis. Semakin lurus niat Anda, akan semakin besar motivasi Anda. Camkan sampai melekat dipikiran Anda bahwa niat Anda mencari nafkah adalah untuk beribadah kepada Allah. Salah satu cara menanamkan sesuatu ke dalam pikiran kita ialah dengan cara teknik afirmasi, atau penegasan secara berulang.
Langkah pertama cara melakukan afirmasi ialah dengan menyusun kalimat- kalimat yang akan Anda afirmasikan. Buatlah kalimat-kalimat yang sederhana yang merupakan kalimat afirmasi atau positif. Jika Anda menuliskan kalimat negatif, ubahlah menjadi kalimat positif terlebih dahulu. Sebagai contoh, “Saya tidak lemah” (kalimat negatif), gantilah dengan kalimat positif yaitu “Saya kuat.”
Langkah kedua, setelah Anda memiliki kalimat-kalimat afirmasi, bacalah dan ulangilah sampai melekat dalam pikiran Anda.
Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa jangan mentang-mentang mencari nafkah sudah merupakan ibadah, sehingga melupakan ibadah-ibadah yang lainnya. Masih banyak ibadah-ibadah lain yang memiliki urgensi yang cukup tinggi. Selain ibadah-ibadah ritual seperti shalat dan puasa, masih ada kewajiban lain yaitu dakwah dan jihad.

Berdoa untuk Keteguhan Hati


Kunci sukses ada di dalam hati. sukses di dunia dan di akhirat. Hati adalah sumber akhlaq, tingkah laku, cara berpikir, perasaan, dan tentu saja tempat iman dan taqwa. Dalam meraih sukses, maka langkah pertamanya ialah memperbaiki hati dan teguh dalam kondisi hati yang baik. Memang tidak mudah menjaga keteguhan hati. Dan, salah satu cara untuk menjaganya ialah dengan memohon kepada Sang Pemilik hati kita.
Bahkan Rasulullah saw pun, selalu berdo’a agar hati beliau tetap teguh. Dalam hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Abu Syaibah, Aisya ra., berkata, “Nabi SAW sering berdoa dengan mengatakan, “Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku untuk selalu taat kepada-Mu. Aku pernah bertanya, “Ya Rasulullah, kenapa Anda sering berdoa dengan menggunakan doa seperti itu? Apakah Anda sedang marasa ketakutan? Beliau menjawab, “Tidak ada yang membuatku merasa aman, hai Aisyah. Hati seluruh hamba ini berada di antara dua jari Allah Yang Maha Memaksa. Jika mau membalikkan hati seorang hamba-Nya, Allah tinggal membalikkannya begitu saja.
Inilah kunci sukses. Saat hati kita sedang semangat, maka mintalah kepada Allah untuk meneguhkan hati kita agar tetap semangat. Semangat akan menghasilkan tindakan luar biasa dan tindakan luar biasa akan menghasilkansukses luar biasa. Semua berawal dari hati, dan Allah yang membolak-balikkan hati kita, maka berdo’alah.
Jangan terjebak sama orang-orang yang mendewakan tindakan. Mungkin kita pernah atau sering mendengar bahwa do’a harus diiringi dengan tindakan atauusaha. Bukan berdo’a saja. Seolah do’a tidak akan ada hasilnya tanpa tindakan. Bukan seperti itu pengertiannya.
Kata siapa Allah membutuhkan tindakan kita? Tidak, Allah berkuasa untuk mengabulkan do’a kita tanpa tindakan kita. Tindakan kita hanyalah salah satu dari cara Allah mengabulkan do’a kita. Berdo’alah, maka tindakan akan mengikuti jika itu kehendak Allah. Hati kita akan bersemangat mengambil tindakan, bukan sembarang tindakan tetapi tindakan yang akan membawa kita kepada keberhasilan.
Saat ini banyak teknologi pengembangan diri yang berpusat pada kondisi hati. NLP, EFT, Emotional Healing, dan sebagainya adalah cara-cara bagaimana mengubah dan menjaga kondisi hati kita (baca perasaan) menjadi sebuah perasaan yang memberdayakan. Hati yang teguh untuk mencapai cita-cita kita. Itu boleh-boleh saja selama tidak melanggar syariat, namun yang jelas: Yang membolak-balikkan hati kita adalah Allah. Jadi mintalah keteguhan hati kepada Allah. Teknologi hanyalah bentuk ikhtiar kita.

Al Quran : Sumber Utama Inspirasi


Pernahkan Anda mendengar ada orang pergi ke hutan, ke gua, ke gunung, atau ke tempat sepi lainnya untuk mencari inspirasi? Boleh-boleh saja jika mereka tidak melewatkan sumber inspirasi utama. Anda boleh mencari inspirasi dari mana pun setelah sebelumnya mendapatkan inspirasi dari sumber utama ini.
Segala inspirasi ada di Al Quran. Jika Anda tidak menemukan inspirasi dari Al Quran, artinya Anda belum mengenal atau cukup berinteraksi dengan Al Quran. Sebaliknya banyak orang yang mencari inspirasi dari sumber yang tidak jelas. Dari orang-orang yang sebenarnya tidak memiliki kehidupan yang baik, tidak patut menjadi inspirasi.
Kita boleh mengambil inspirasi dari mana pun, selama inspirasi tersebut tidak melanggar syariat dan nilai Al Quran. Agama Islam tidak membatasi kita mendapatkan hikmah dari mana pun, selama rujukan utama kita Al Quran dan hadits. Hati-hatilah mengambil inspirasi dari seseorang atau sesuatu yang memungkin kita tergelincir.
Sungguh, Al Quran mengandung inspirasi tanpa batas dan global. Mungkin untuk hal detil dan spesifik kita bisa mengambil inspirasi dari sumber lain selama masih selaras dengan sumber utama. Jika kita mau tadabur Al Quran secara terus menerus, insya Allah akan banyak inspirasi kita dapatkan.
Cobalah baca dan resapi beberapa ayat di bawah ini. Inspirasi apa yang Anda dapatkan? Silahkan berbagi pada form komentar.

Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS Al Anfaal:12)
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS.Hud:120)
Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu. (QS. Muhammad:35)

Dan, tentu masih banyak inspirasi-inspirasi yang bisa kita dapatkan. Ayat yang mana saja? Semua, tidak terkecuali. Ayat-ayat yang dulis disini maupun dalam ebook saya Merenungi Ayat-Ayat Inspirator, hanya sebagian kecil dari inspirasi yang bisa kita dapat. Anda tidak akan pernah kehabisan motivasi.


Urgensi Berpikir


Berpikir adalah pekerjaan kita sehari-hari. Namun sayangnya, kebanyakan manusia hanya menggunakan sedikit sekali potensi berpikir. Padahalberpikir adalah kunci menuju sukses dan kebahagiaan. Bahkan, masih banyak orang yang belum mengerti proses berpikir tersebut. Dalam Al Quran, ada banyak kata yang kita artikan berpikir. Mengapa banyak? Karena memang masing-masing memiliki makna dan proses yang berbeda. Sejauh mana kita mengetahui cara berpikir? Jika caranya saja kita belum mengerti, bagaimana kita bisa melakukannya? Dan, kenapa harus report memikirkan tentang berpikir?
Berpikir adalah menghadirkan dua pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan ketiga. Disebut tafakkur karena dalam semua proses itu menggunakan dan menghadirkan pikiran. Namun, berpikir tidak hanya disebut dengan istilah tafakur saja, masih ada istilah lain yang perlu kita fahami masing-masing agar kita mampu berpikir lebih baik dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kita.
·         Dan, disebut tadzakkur karena menghadirkan ilmu yang harus diingat-ingatsetelah terlupa dan hilang.
·         Disebut nadhar karena melihat dengan mata hati pada hal yang dipikirkan.
·         Adapun disebut ta’ammul karena mengulang-ulang pikiran sampai terlihat jelas dan terbuka bagi hatinya.
·         Sementara itu, disebut i’tibar (wazan ifti’al dari kata ‘ubur yang berarti menyeberangi) karena dia menyeberang dari suatu hal ke hal yang lain; diamenyeberang dari hal yang dipikirkannya menuju ke pengetahuan ketiga. Yang disebut dengan pengetahuan ketiga ini adalah tujuan dalam i’tibar itu.
·         Oleh karenanya, hal itu pun disebut sebagai ‘ibrah. Kata Ibrah mengikuti wazan isim haal seperti kata jalsah, rikbah dan qitlah. Ini untuk menunjukkan bahwa ilmu dan pengetahuan telah menjadi haal (karakter) bagi pemiliknya.
·         Disebut tadabbur karena merupakan perenungan tentang akibat dan akhirsuatu perkara.Jadi, arti mentadaburi suatu kalimat adalah memikirkannya dari bagian awal sampai akhir, kemudian mengulang-ulangi perenungannya. Oleh karena itu, bentuknya mengikuti wazan tafaa’ul, seperti tajarru’, tafahhum, dan tabayyun.
·         Dan disebut istibshar, wazan istif’al dari kata tabasshur yang berarti jelas dan tersingkapnya sesuatu hal di depan bashirah (mata hati).
Baik tadzakkur maupun tafakkur punya faedah masing-masing. Tadzakkur berarti hati mengulang-ulang apa yang diketahuinya agar tertanam dengan kuat di dalamnya, sehingga tidak terhapus dan pudar dari dalam hati secara keseluruhan. Adapun tafakur berarti memperbanyak ilmu dan mencari apa yang belum ada di hati. Jadi tafakur itu gunanya mencari ilmu dan tadzakkur berguna untuk menjaganya.
Jadi, tafakkur dan tadzakkur adalah benih ilmu. Saling bertanya adalah siramannya, dan mudzakarah adalah pembuahannya.
Kebaikan dan kebahagiaan itu tersimpan di dalam sebuah gudang, kuncinya adalah tafakkur. Jadi harus ada tafakkur dan ilmu. Apabila dari proses itu kemudian hati memperoleh ilmu, maka setiap orang yang melakukan suatu hal yang baik atau buruk pasti ada satu kondisi di hatinya yang terwarnai oleh ilmunya. Kondisi itu melahirkan iradah (kehendak), dan iradah melahirkan amal.
Sampai di sini ada lima hal:
1.        berpikir,
2.       buahnya, yaitu ilmu,
3.       buah dari keduanya, yaitu keadaan yang terwujud bagi hati,
4.       buah yang ditimbulkannya, yaitu iradah, dan
5.        buah iradah, yaitu amal.
Dengan demikian, ilmu adalah titik permulaan dan kunci segala kebaikan.
Hal ini tentu membuktikan keutamaan dan kemuliaan tafakkur. Hal itu juga membuktikan bahwa tafakkur tergolong amal hati yang paling utama dan paling bermanfaat bagi hati itu sendiri; sampai dikatakan, “Tafakkur sesaat lebih baik dari ibadah setahun.” Hanya berpikir yang dapat mengubah seseorang dari matinya kecerdasan kepada hidupnya kesadaran, dari kebencian kepada cinta, dari rakus dan tamak menjadi zuhud dan qana’ah, dari penjara dunia ke cakrawala akhirat, dari sempitnya kebodohan ke lapangnya ilmu, dari penyakit syahwat dan cinta kehidupan fana ini ke sehatnya taobat kepada Allah dan mengesampingkan dunia, dari musibah buta, tuli, dan bisu ke nikmat melihat, mendengar, dan paham tentang Allah. Juga dari penyakit-penyakit syubhat (keraguan) ke sejuknya keyakinan dan tenteramnya dada.
Mudah-mudahan kita menjadi umat yang mau berpikir dengan sebaik-baiknya sehingga bisa mendapatkan manfaatnya yang luar biasa.


Arti Hidup


Dalam berbagai literatur, video, audio, atau pun dalam seminar, mungkin Anda pernah mendapatkan materi tentang arti hidup. Para motivator atau ahli pengembangan diri mengatakan bahwa memahaminya adalah langkah penting dalam menggapai sukses. Saya setuju, bahkan bukan hanya sukses dunia, tetapi sukses duni akhirat jika kita memahaminya dengan benar.
Ada satu hal penting yang harus kita perhatikan disini. Saat si motivator atau trainer memandu Anda menemukan arti hidup. Betulkah akan dipandu ke arti hidup yang sesungguhnya? Jangan main-main dengan ini, sebab hidup kita di dunia akan menentukan hidup kita di akhirat.
Adakah Nilai-nilai Universal?
Saya selalu bertanya dengan apa yang disebut dengan nilai-nilai universal. Katanya, nilai-nilai yang diterima oleh semua agama. Apa yang salah? Mungkin, seseorang bisa mengumpulkan nilai-nilai yang diterima oleh semua agama. Artinya dia mengeliminir nilai-nilai yang hanya diterima oleh suatu agama, termasuk agama Islam. Jadi, saat kita hanya mengambil nilai-nilai universal, maka kita tidak akan mendapatkan nilai-nilai Islam secara utuh atau secara integral.
Nilai-nilai yang kita anut, akan menentukan hidup kita. Saat nilai yang kita anut tidak utuh, maka hidup kita pun menjadi tidak utuh. Hal ini, jika kita hanya mengandalkan nilai-nilai yang diajarkan oleh para trainer atau motivator yang katanya memberikan nilai-nilai universal. Saya tidak melarang Anda belajar kepada mereka, tetapi jangan cukup sampai disana. Kita harus mau melihat cara hidup sesuai dengan panduan kita sebagai Muslim.
Arti Hidup Menurut Islam
Agar kita tidak memahami arti hidup secara dangkal, kita harus kembali memahaminya dari sumber atau rujukan yang benar, yaitu Al Quran dan Hadits shahih. Tentu saja, jika kita menggalinya lebih dalam menurut Al Quran dan Hadits akan menjadi pembahasan yang panjang. Yang akan saya tekan disini ialah, kita jangan menyerahkan pemahaman dari sumber yang tidak jelas tidak pasti. Pemahaman yang salah bisa mengubah kehidupan kita, bahkan kehidupan kita nanti di akhirat.
Pada intinya, arti hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz-Dzaariyaat:56)
Ibadah… inilah arti hidup sesungguhnya.


Rahasia Mengubah Takdir

Bisakah mengubah takdir?

Banyak orang malas yang menjadikan takdir sebagai dalih atas kemalasannya. Padahal, takdir itu bisa diubah. Memang, tidak semua takdir bisa diubah. Misalnya, jika kita ditakdirkan sebagai seorang laki-laki, tidak bisa diubah menjadi seorang perempuan. Kita memang tidak bisa mengubah takdir yang sudah terjadi sebab waktu memang diciptakan tidak bisa mundur. Yang dimaksud mengubah takdir disini ialah mengubah takdir dimasa mendatang.
Lalu bagaimana cara kita mengubah takdir? Cara yang benar dan tepat, tentu saja harus bersumber dari Pembuat takdir yang tiada lain Allah SWT melalui Al Quran dan Hadits Nabi saw. Bagi Anda yang belum tahu, bahwa takdir bisa diubah, silahkan simak hadist berikut:
Hadits dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda : “Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim)

Cara Mengubah Takdir

Mengubah Takdir Dengan Berdo’a.

Allah yang menetapkan takdir kita, maka Allah memiliki kuasa untuk mengubahnya, artinya takdir baru bagi kita. Mengubah takdir artinya Allah menggantinya dengan takdir baru. Tetap, Allah yang menetapkan takdir. Cara pertama ialah dengan berdo’a seperti yang dijelaskan pada hadits diatas.
Cara Kedua adalah bersedekah.
Rasulullah SAW pernah bersabda : “Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah dapat merubah taqdir yang mubram” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad)
Cara Ketiga adalah bertasbih.
Ada hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda :
Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian memanfa’atkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu?  Para sahabat menjawab : “Ya, wahai Rasululullah, Rasul bersabda “Yaitu do’a “Dzun-Nun : “LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIN” (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk diantara orang-orang yang dholim”).(H.R. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim).
Cara keempat ialah dengan bershalawat.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala sholawatnya untuk Rasulullah SAW, maka Rasul berkata kepada orang tersebut : “Jika begitu lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni(H.R Imam Ahmad At-Tabroni)
Jadi, jangan pernah berhenti berdo’a dan berusaha. Seburuk apa pun kondisi saat ini, semuanya masih bisa berubah. Bagaimana pun pahitnya pengalaman kita dimasa lalu, masih bisa berubah. Optimis selalu Anda bisa mengubah takdir Anda menjadi lebih baik.


Cinta dan Motivasi


Cinta dan motivasi jelas memiliki hubungan yang erat. Cinta adalah motivasi yang paling kuat. Cintaadalah penggerak hati, pikiran, dan tindakan. Seseorang akan merasa tergerak hatinya saat sesuatu yang dicintainya disebutkan. Cinta menggerakan pecinta untuk mencari yang dicintainya.
Objek cinta itu begitu banyak. Mereka adalah ujian bagi kita semua. Cinta terhadap lawan jenis, cinta terhadap keluarga, cinta terhadap harta benda, cinta terhadap tanah air, dan cinta terhadap hal-hal lainnya.
Namun tahukah bagi Anda, bahwa cinta itu adalah tawanan?
Cinta Itu Adalah Tawanan
Apa yang dimaksud bahwa cinta itu adalah tawanan? Siapa yang ditawan? Cinta menawan hati. Sebab hati akan tunduk demi mengejar apa yang dicintainya. Banyak sekali orang yang rela melakukan apa pun demi yang dicintainya. “Gunung kan kudaki, lautan akan kusebrangi.” begitu kata syair yang menggambarkan bagaimana hati tertawan oleh cintanya kepada kepada seorang gadis pujaan. Lihatlah… banyak orang yang melakukan segala cara untuk mendapatkan harta dan jabatan. Yang haram dihalalkan, apa pun dilakukan demua cintanya kepada harta dan jabatan.
Cinta selalu menggerakkan hati pada apa yang dia inginkan. Keinginan diri inilah yang disebut dengan hawa nafsu. Sehingga dengan cinta ia menjadikan hatinya sebagai tawanan hawa nafsu, mengikuti apa yang dikatakan hawa nafsu dan menjadikan hawa nafsu dengan pimpinannya dalam hidup. Sehingga masuklah dia ke dalam fintah syahwat, yang menghalangi hatinya dari petunjuk dan rahmat.
Kemerdekaan Itu Datang Dari Tauhid
Tauhid membebaskan hati ini dari tawanan hawa nafsu. Bebas dari tawanan cinta harta, jabatan, popularitas, anak, lawan jenis, dan objek cinta yang berasal dari hawa nafsu. Bukan berarti, kita tidak lagi mencintai mereka. Namun, dengan kehadiran tauhid, maka hawa nafsu sudah bisa ditundukan, sehingga cinta kita tidak lagi hanya digerakan oleh hawa nafsu, tetapi digerakan oleh cinta kita kepada Allah sebagai konsekuensi tauhid.
Adapun orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
Anda akan terbebas dari kesedihan yang tidak perlu. Seseorang yang melakukan hal-hal yang dilarang agama demi cintanya, artinya belum ada tauhid pada dirinya, setidaknya masih sedikit. Orang yang hatinya sudah dipenuhi dengan cinta kepada Allah, tidak mungkin menduakan cintanya dengan sesuatu yang rendah. Tidak mungkin meninggalkan Allah (yang dicintainya) demi cinta kepada selainnya.
Kita boleh mencintai lawan jenis, namun kita tidak akan pernah melakukan yang dilarang seperti mendekati zina bahkan melakukan zina, bunuh diri, durhaka kepada orang tua, dan perbuatan munkar lainnya. Sebab perbuatan-perbuatan tersebut dimurkai oleh cinta sejati kita, yaitu Allah SWT. Begitu juga, cinta kita kepada keluarga, harta, jabatan, dan objek cinta lainnya tidak akan menggerakan kita untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh Allah SWT sebagai cinta sejati kita.

Tempayan Retak


Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak berkata
kepada si tukang air, “Saya sungguh malu kepada diri saya sendiri dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya” “mengapa?” tanya si tukang air,”mengapa kamu merasa malu ?” ”Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa. Adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuat mu rugi.”
Si tukang air merasa kasihan kepada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia menjawab,” Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.” Tuhan sanggup memakai kelemahan kita untuk maksud yang indah. Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan dan itu membuatnya sedikit terhibur.
Namun pada akhir perjalanan, ia kembali merasa sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor dan kembali tempayan retak itu meminta maaf kepada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu, “Apakah kamu tidak memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu ? tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak itu ?” Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini, aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk dapat menghias meja majikan kita. Tanpa adanya kamu , majikan kita tidak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”
Setiap orang memiliki cacat dan kelemahan sendiri. Kita semua adalah tempayan
retak, namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk maksud
tertentu. Dimata Tuhan yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma, Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita.

Sumber : Back To Masjid


Sambutlah Bulan Penuh Berkah...


Saudaraku... Bulan yang penuh berkah tak lama lagi menjumpai kita... Pada bulan itu, pintu-pintu langit terbuka, sedangkan pintu-pintu neraka ditutup.... 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila bulan Ramadhan telah masuk, maka dibukalah pintu-pintu langit.” dalam riwayat lain dikatakan, “Dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu Jahannam, dan setan-setan pun dibelenggu.” Dalam riwayat lainnya lagi disebutkan, “[dibuka] pintu-pintu rahmat.” (Muttafaq 'alaih)

Orang-orang yang gemar berpuasa akan masuk surga melalui pintu istimewa.... 
Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Di surga itu terdapat delapan pintu. Salah satu di antaranya adalah pintu yang disebut pintu ar-Rayyan, tidak memasukinya kecuali orang-orang yang rajin berpuasa.” (Muttafaq 'alaih)

Berpuasa dengan landasan iman dan mencari pahala di sisi-Nya merupakan sebab turunnya ampunan dari Allah ta'ala... 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu. Barangsiapa yang mendirikan sholat malam di bulan ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni pula dosa-dosanya yang telah berlalu. Dan barangsiapa yang menghidupkan malam qadar karena iman dan mengharapkan pahala niscaya juga akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (Muttafaq 'alaih)

Saudaraku... Amalan puasa sangat tinggi nilainya di hadapan Allah ta'ala, oleh sebab itu balasannya akan dilipatgandakan tanpa batasan tertentu, berbeda dengan amal-amal yang lainnya.... 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Semua amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ta'ala berfirman, 'Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya -sekehendak-Ku-. Dia telah rela untuk meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku.' Orang yang berpuasa juga akan mendapatkan dua kegembiraan. Gembira di saat berbuka/berhari-raya, dan gembira tatkala berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi daripada harumnya minyak kasturi. Puasa merupakan perisai. Apabila kalian sedang menjalani puasa di suatu hari hendaknya tidak berkata-kata kotor dan jangan berteriak-teriak. Kalau misalnya ada orang yang mencaci-maki dirinya maka katakanlah kepadanya, 'Aku adalah orang yang sedang berpuasa.'.” (Muttafaq 'alaih)

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan dimana para setan dibelenggu dan terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan...
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Telah datang kepada kalian Ramadhan, suatu bulan yang penuh dengan berkah. Allah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa di bulan itu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Pada bulan itu setan-setan yang bandel pun dibelenggu. Pada bulan itu Allah memiliki suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang dari kebaikannya maka sungguh dia telah terhalang dari kebaikan.” (HR. Ahmad dan an-Nasa'i, hadits dinyatakan jayyid oleh Syaikh al-Albani dalam al-Misykat)

Saudaraku... Pada bulan puasa, makan sahur sebelum subuh pun bernilai pahala dan mendatangkan keberkahan dari sisi-Nya...
Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Makan sahurlah, karena sesungguhnya di dalam santap sahur itu terdapat keberkahan.” (Muttafaq 'alaih)
Dari al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu'anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengundang aku untuk makan sahur pada bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Marilah kita menikmati sarapan yang penuh berkah.” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa'i, sanadnya dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Misykat) 

Bahkan, makan sahur menjadi ciri puasa orang-orang yang beriman...
Dari Amr bin al-'Ash radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Pemisah antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik hidangan sahur bagi seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Dawud)

Saudaraku... Kalaulah misalnya gelas masih berada di tangan sementara adzan telah berkumandang maka tidak mengapa menuntaskannya...
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian mendengar kumandang adzan (subuh) sementara bejana masih ada di tangannya maka janganlah dia meletakkannya sampai dia menyelesaikan keperluannya.” (HR. Abu Dawud, sanadnya dinyatakan sahih Syaikh al-Albani dalam al-Misykat)

Bagi para dermawan yang menginfakkan hartanya untuk memberi hidangan buka puasa, maka Allah pun janjikan pahala yang luar biasa...
Dari Zaid bin Khalid radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memberi makan untuk berbuka puasa atau mempersiapkan bekal pasukan maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukannya (berbuka puasa/berjihad).” (HR. al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman, dinyatakan sahih Syaikh al-Albani dalam al-Misykat)

Saudaraku... Namun, puasa yang diterima bukanlah puasa sembarangan... Puasa yang diterima adalah yang bersih dari perusak-perusaknya...
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan beramal dengannya maka Allah sama sekali tidak membutuhkan perbuatannya meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)

Saudaraku... Puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga...
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa dan tidak ada yang didapatkannya selain rasa dahaga, dan betapa banyak orang yang mendirikan sholat malam dan tidak ada yang didapatkannya selain begadang.” (HR. ad-Darimi, sanadnya dinyatakan jayyid oleh Syaikh al-Albani dalam al-Misykat)

Puasa yang dilandasi dengan kepatuhan total kepada syari'at Rabbul 'alamin, bukan berlandaskan penuhanan akal dan perasaan...
Dari Mu'adzah al-'Adawiyah, dia bertanya kepada 'Aisyah radhiyallahu'anha, “Mengapa perempuan yang haidh harus mengqadha' puasa namun tidak mengqadha' sholat?”. Aisyah menjawab, “Kami dahulu biasa mengalami hal itu, dan kami diperintahkan untuk mengqadha' puasa namun tidak diperintahkan untuk mengqadha' sholat.” (HR. Muslim)

Puasa yang dikerjakan dengan mengikuti tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam...
Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu'anhu, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang untuk berpuasa pada hari raya idul fitri dan nahr/idul adha.” (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang lupa padahal dia sedang berpuasa kemudian dia terlanjur makan atau minum maka hendaknya dia meneruskan puasanya, karena sesungguhnya Allah lah yang memberinya makan dan minum.” (Muttafaq 'alaih)
Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Umat manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka terus menyegerakan berbuka.” (Muttafaq 'alaih)
Dari Tsabit al-Bunani, suatu saat Anas bin Malik radhiyallahu'anhu ditanya, “Apakah kalian dahulu di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membenci berbekam bagi orang yang sedang berpuasa?”. Beliau menjawab, “Tidak, kecuali apabila orang itu dikhawatirkan keadaannya menjadi sangat lemah.” (HR. Bukhari)

Saudaraku... Pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah sebuah malam yang mulia...
Dari 'Aisyah radhiyallahu'anhu'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Dari 'Aisyah radhiyallahu'anhu'anha, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh hari terakhir melebihi kesungguhan beliau pada hari-hari yang lain.” (HR. Muslim)

Apabila Ramadhan telah paripurna, maka berpuasa enam hari di bulan Syawwal akan semakin menyempurnakan pahala yang akan diterima oleh seorang hamba...
Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dia mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka seolah-olah dia telah berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim)

Semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan yang mulia itu, melarutkan kita dalam malam-malam yang dihiasi dengan berbagai bentuk ketaatan... Mudah-mudahan dengan itu Allah berkenan mengampuni dosa-dosa kita di masa silam... Huwa ahlut taqwa wa ahlul maghfirah...


Generasi Muda, Hendak Kemana?


Masa muda adalah masa yang penuh dengan tanda tanya. Karena perjalanan masa muda merupakan kesempatan emas bagi siapa saja yang ingin merusak atau membangun peradaban umat manusia.
Kita lihat, orang-orang yang ingin menjauhkan kaum muda dari agamanya berupaya sekuat tenaga untuk menyuguhkan berbagai sajian 'menarik' untuk menjebak dan menjerumuskan mereka ke lembah kehancuran akhlak dan masa depan mereka. Semoga Allah tidak memperbanyak golongan perusak semacam mereka...
Di sisi lain, kita juga melihat ada sebagian kalangan yang berupaya -dengan segala keterbatasan yang ada- untuk membendung arus pemikiran dan gaya hidup menyimpang yang tengah disebarluaskan di tengah generasi muda umat ini. Semoga Allah meneguhkan mereka dan melipatgandakan pahala atas kesabaran dan keikhlasan mereka...
Saudaraku, semoga Allah menyatukan kita di atas jalan yang lurus... Kemerosotan akhlak generasi muda adalah persoalan yang harus diatasi. Kita tidak hanya berbicara mengenai akhlak mereka kepada sesama, bahkan akhlak mereka kepada Allah ta'ala, Dzat yang telah menciptakan dan mencurahkan berbagai macam nikmat kepada mereka.
Belum lama kita dengar slogan-slogan kekafiran yang muncul di antara pemuda negeri ini. Seperti contohnya ungkapan, “Area bebas tuhan”, “Tidak ada hukum tuhan”, “Semua agama benar” dan lontaran-lontaran aneh bin sesat lainnya yang sangat menyakitkan untuk diceritakan. Apa ini kalau bukan buah makar setan dan bala tentaranya dari kalangan manusia yang berusaha untuk merongrong akidah dan keimanan kaum muslimin terutama generasi mudanya?!
Demikian juga, kalau kita melihat dari sisi yang lain, munculnya arus pemikiran ekstrim di tengah para pemuda yang disebarluaskan oleh sebagian 'kaum tua'. Mereka yang berbicara seolah-olah semua orang selain kelompoknya adalah kafir seluruhnya. Mereka yang berbicara seolah-olah pemerintah umat ini tidak ada kebaikannya sama sekali. Mereka yang berbicara seolah-olah para pemimpin kaum muslimin semuanya adalah para pengkhianat rakyatnya. Mereka yang berbicara seolah-olah kekuasaan adalah segala-galanya. Mereka yang senantiasa membela aksi-aksi pengeboman yang menelan korban tak bersalah dengan dalih jihad dan perlawanan [?!]. Apakah ini kalau bukan buah makar setan dan bala tentaranya yang menggiring para pemuda ke jurang kebinasaan; melestarikan pemikiran ala khawarij yang membiarkan pemuja berhala bebas berkeliaran dan membantai kaum muslimin dengan alasan menegakkan keadilan?! 
Saudaraku... pembinaan generasi muda di atas manhaj rabbani adalah perkara yang menjadi jawaban atas problematika yang kini tengah menghimpit mereka. Orang-orang yang bermanhaj rabbani adalah sebagaimana yang digambarkan oleh para ulama kita, “Yaitu orang-orang yang membimbing manusia dengan ilmu-ilmu yang mendasar sebelum ilmu-ilmu yang besar.” (lihat Shahih al-Bukhari). 
Banyak kita saksikan, kalangan yang menawarkan solusi atas problematika generasi muda. Akan tetapi sedikit yang kita temukan bersesuaian dengan manhaj yang haq ini; manhaj Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam mendidik generasi muda secara khusus dan kaum muslimin secara umum. Padahal, Allah ta'ala telah memberikan jaminan kepada siapa saja yang konsisten mengikuti manhaj mereka dengan keberhasilan.
Bukankah Allah ta'ala telah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang terdahulu dan pertama-tama dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan juga orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya, Allah pun mempersiapkan untuk mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, itulah kemenangan yang sangat besar.” (QS. at-Taubah: 100) 
Inilah ayat yang menjadi syi'ar pengikut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menjadi ganjalan hati bagi orang-orang munafik dan musuh-musuh Islam. Ayat yang mengajak umat ini untuk merasa cukup dengan manhaj/cara beragama yang diajarkan oleh Nabi dan para sahabat. Ajaran yang telah sempurna dan dapat diterapkan pada kondisi serta masa yang berbeda-beda. Ajaran yang menjamin pengikutnya sehingga tidak akan tersesat dan tidak akan celaka. Allah ta'ala juga berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123)
Maka musuh-musuh Islam pun berusaha keras untuk menjauhkan generasi muda dari manhaj yang haq ini. Mereka tawarkan berbagai macam wacana dan pemikiran demi mengacaukan pola berpikir dan gaya hidup anak muda. Bukan ilmu-ilmu mendasar yang mereka berikan, akan tetapi ilmu-ilmu yang lebih layak disebut sebagai racun pemikiran dan bisikan setan. Terkadang ayat dan hadits pun tidak segan mereka plintir maknanya demi mencocokkan dengan pemikiran mereka. Bahkan, yang lebih parah lagi ada yang terang-terangan lebih mendahulukan akalnya daripada ayat-ayat al-Qur'an..! Subhanallah... Mereka menuduh bahwa kepatuhan kepada dalil adalah bentuk kemalasan berpikir. Dengan kata lain, mereka ingin mengatakan bahwa tunduk kepada rasul secara total adalah sebuah ketololan...[?!] Sungguh ini adalah kedustaan yang sangat besar...
Tidak berhenti di situ saja. Bahkan, dibuatlah imej (kesan) bahwa orang-orang yang tekun menimba ilmu agama itu --apalagi sudah mengangkat celana di atas mata kaki dan memelihara jenggot bagi kaum lelaki dan mengenakan cadar bagi kaum perempuan-- pada akhirnya akan menjadi orang-orang yang sesat dan membahayakan umat. 
Kita tidak pungkiri bahwa banyaknya aliran dan firqah di tubuh kaum muslimin ini menyebabkan banyak anak muda yang salah jalan dalam beragama. Namun, merupakan sebuah sikap yang sangat keliru jika kemudian hal itu dijadikan alasan untuk berpaling dan tidak mau sama sekali mempelajari ilmu agama. Jelas, ini adalah sikap kekanak-kanakan... Dan inilah -wallahu a'lam- imej yang sekarang ini sedang gencar-gencarnya diciptakan melalui media massa dan pemberitaan... Mereka tidak ingin generasi muda dekat dengan agamanya. Yang mereka inginkan adalah sosok generasi muda yang menjadi robot-robot penghasil uang dan konsumen fanatik demi melariskan produk-produk pemikiran dan kebudayaan barat yang jauh dari agama dan kesopanan... 
Pada kondisi semacam ini, siapakah yang peduli terhadap nasib generasi muda umat ini? Akankah kita biarkan mereka buta tentang aqidah dan ajaran agamanya? Akankah kita biarkan mereka terseret oleh pemikiran ala iblis dan gaya hidup ala binatang? Dimanakah kecemburuan kita sebagai seorang muslim terhadap saudaranya? Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia mencintai kebaikan bagi saudaranya sebagaimana yang dicintainya bagi dirinya sendiri.” (HR. Bukhari). Syaikh Yahya al-Hajuri -semoga Allah meluruskan langkah-langkahnya- berkata, “Maka menyampaikan kebaikan kepada umat manusia adalah termasuk bagian keimanan. Janganlah ada yang mengira bahwa dakwah ilallah ataupun ta'lim yang dilakukan oleh seseorang itu akan sia-sia belaka selama dia bersikap jujur kepada Allah -ikhlas dalam amalannya, pent-. Meskipun tidak ada seorang pun yang menerima dakwahmu maka kamu tetap mendapatkan pahala...” (Syarh al-Arba'in, hal. 105). Inilah saatnya, kita bahu-membahu untuk menyelamatkan generasi muda dari cengkeraman bahaya..